Kamis, 20 September 2012

Eksklusif ?

Bismillah.

Orang-orang di luaran sana sering mengatakan kita eksklusif. Begitukah? Mungkin benar, jika keadaannya seperti ini..

Masing-masing kita hadir rapat setiap harinya, menentukan program ini dan itu, membicarakan dakwah kesana kemari.. Masing-masing kita berkata, “harus ada 100 pejuang qur’an setiap tahunnya”, “harus ada 1000 kader terbina setiap tahunnya”, dan sebagainya. Tapi saat kita sibuk meng-agendakan hingar bingar dakwah itu, saat itu juga kita lupa mengulurkan tangan pada mad’u-mad’u kita.. Bahkan sekedar tersenyum dan mengucapkan salam keselamatan kepada mereka.

Pernahkah kau datang terlambat di kelas pagi itu, karena pukul enam kau harus rapat membicarakan agenda-agenda dakwah, dan selesai pada limit mendekati pukul 7? Saat kau datang terlambat dan semua orang menatapmu, dimana letak dakwah?

Pernahkah kau begitu sibuk dengan segala rutinitasmu di masjid, dengan ta’lim-ta’limmu, dengan ibadah-ibadah shunnahmu, dengan shalat fardhumu? Saat kau menyegerakan diri menuju masjid dan meninggalkan puluhan orang di belakangmu tanpa mengajak mereka ikut serta, dimana letak dakwah?

Pernahkah kau begitu sibuk mengurusi pembinaan pekanan pejuang qur’an, sampai-sampai kau sendiri lupa memperbaiki kualitas ilmu qur’anmu? Saat orang-orang di luar sana terbina namun teman-teman terdekatmu di prodi bahkan tak pernah kau tanyakan bacaan qur’annya, dimana letak dakwah?

Pernahkah kau bermimpi mentoring akan menjadi sesuatu yang wajib di kampus kita tercinta? Saat kau menyiapkan open recruitmen untuk para mentor, melaksanakan daurahnya, mengontrol keberjalanan mentoringnya, dan sementara itu kau sendiri pun bahkan tidak membina, dimana letak dakwah?

Pernahkah kau berkata muslim itu harus sabar? Saat kau merasa emosimu memuncak dan kau memperlihatkannya pada orang lain, dimana letak dakwah?
Dimana?!

Tentu saja mereka menyebutnya eksklusif. Karena kau tak pernah mengeluarkan dakwah itu dari dirimu. Kau pendam dakwah itu justru dengan segala ta’lim yang kau ikuti, justru dengan semua daurah yang kau laksanakan, justru dengan rapat dan apel yang kau lakukan setiap pagi!
Kau pernah merasa dirimu menghilang?

Ya, menghilang dari mad’u mu karena kau bilang, kau sibuk dengan agenda-agenda dakwah.
Dakwah macam apa yang kau maksud, jika kehadiranmu tak pernah terasa diantara mereka?!

Dakwah ini tidak bisa hanya dilakukan secara struktural.. Tapi ia harus dilaksanakan secara kultural.


Bagaimana kau membiasakan diri berada di antara mereka yang hidup penuh hedon dan kesenangan duniawi, lalu kau mengeluarkan mereka dari hal tersebut secara perlahan. Bukankah dakwah mengeluarkan dari kegelapan menuju cahaya?

Dakwah kultural adalah bagaimana kau tersenyum pada mereka, bersikap hangat, menanyakan kesehariannya, membantunya dari kesulitan, memberi perhatian pada mereka.. Kau, yang harus ada di samping mereka dan menguatkan diri untuk membimbing mereka. Tak cukup event-event islami, tak cukup majalah-majalah islami, tak cukup atribut-atribut keorganisasian.

Karena dakwah adalah bagaimana kau memperlihatkan islam lewat dirimu..
Bukan yang lain.

Ayolah, kamu bisa.

(astaghfirullah... ) tulisan teh titania disini

0 komentar :

Posting Komentar